Abstraksi
þ Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan September 2015 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen, dari 104,25 pada bulan Agustus 2015, menjadi 104,54. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,72 persen, dari 122,27 di bulan sebelumnya menjadi 123,14. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,44 persen, dari dari 117,28 menjadi 117,80.
þ Pada bulan September 2015, dari lima subsektor, tiga diantaranya mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Hortikultura dan Tanaman Perkebunan yang turun masing-masing sebesar 0,26 persen serta Subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,01 persen. Sementara itu, dua subsektor lainnya, yaitu Tanaman Pangan dan Peternakan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 0,85 persen, dan 0,63 persen.
þ NTP Nasional bulan September 2015 mencapai 102,33, mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,09 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib)sebesar 0,05 persen.
þ Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) September 2015, daerah pedesaan di Bali tercatat inflasi sebesar 0,52 persen. Sedangkan secara nasional daerah perdesaan mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
þ Bulan September 2015, tercatat inflasi perdesaan di 19 provinsi, sedangkan 14 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu sebesar 1,11 persen dan inflasi terendah terjadi di Papua Barat sebesar 0,06 persen. Sementara itu, deflasi terbesar tercatat di Sumatera Utara mencapai 0,84 persen, sedangkan deflasi terendah tercatat di Kalimantan Barat sebesar 0,01 persen.